Kesimpulan harus bersifat final, konklusif, dan komprehensif.
Sebarkan ide anda dan biarkan ia terbang sejauh mungkin. Semoga ada yang akan menangkapnya dan melacaknya kembali ke Sang Penulis.

Beberapa hal untuk menambah wawasan 

Setelah makalah terbit, lalu apa?

Setiap penulis akan perlu pembaca. Makin banyak pembaca, akan makin senang Sang Penulis. Ini wajar. Namun demikian, saat ini jarang sekali ada penulis makalah ilmiah yang "memasarkan" makalahnya ke khalayak yang lebih luas. Prinsip dasar memasarkan makalah akan sama dengan memasarkan produk makanan baru. Bagaimana orang tahu Anda telah menulis berbagai hal, kalau tidak Anda promosikan. Berikut ini adalah beberapa hal yang kami tahu bermanfaat untuk meningkatkan dampak makalah Anda kepada masyarakat.

Buat artikel blog dari makalah anda

Makalah ilmiah seringkali dipersepsikan sebagai suatu bentuk tulisan yang membosankan, panjang, dan berisi berbagai istilah yang kurang merakyat. Makalah memang ditulis spesifik untuk golongan tertentu. Yang kita lupakan adalah, apakah ilmu akan berdampak besar kalau yang membaca hanya ilmuwan yang sebidang dengan kita. Tentunya tidak. Ilmuwan yang tidak sebidang, kaum birokrat, juga masyarakat luas akan sangat memerlukan hasil dari riset yang Anda lakukan. Untuk itu Anda perlu sedikit repot untuk membuat ringkasan makalah dengan bahasa yang lebih ringan dan mudah dimengerti. 
Artikel blog adalah salah satu caranya, karena artikel jenis ini bersifat bebas. Anda bisa bebas menggunakan berbagai kata-kata umum untuk menerangkan hasil telaah ilmiah yang telah dihasilkan. Ditunjang pula dengan mudahnya membuat blog, maka penyebaran ilmu dengan media ini mestinya tidak sulit.
Berikut ini beberapa contoh blog ilmiah:
  1. http://derwinirawan.wordpress.com
  2. https://thesiswhisperer.com/
  3. http://fossilsandshit.com/
  4. dll
  

Buat abstrak berformat video dari makalah anda

Kalau membuat tulisan dirasa telalu membosankan, Anda dapat menggantinya dengan ringkasan berformat video atau animasi. Anda dapat merekam narasi yang anda bawakan dan mengunggahnya ke Youtube dan mengaitkannya dengan tautan makalah. Sebagian besar masyarakat akan lebih senang melihat video dibanding membaca makalah \cite{screens}.
Beberapa contoh abstrak video adalah sebagai berikut:
  1. Beberapa contoh abstrak video dan grafis yang dibuat secara profesional oleh perusahaan Animate Science \cite{science}
  2. Contoh abstrak video dari Journal of Librarianship and Scholarly Communication \cite{communication}
  3. Contoh abstrak video untuk meningkatkan dampak dari ImpactStory \cite{blog} 
Cara lainnya adalah dengan membuat video pendek yang merekam penjelasan anda, bisa format video atau audio. Format video dapat diunggah ke Youtube, sedangkan format audio dapat diunggah ke podcast. Format podcast ada kelebihan adalah dapat diputar dan didengarkan tanpa mengalihkan secara maksimum perhatian pendengar kepada aktivitas yang sedang ia kerjakan. Selain itu perangkat lunak pemutar podcast biasanya dapat tetap beroperasi ketika perangkat bergerak anda dalam kondisi terkunci atau layarnya tidak aktif. Ini tidak bisa didapatkan dengan format video yang diunggah ke Youtube misalnya. Berikut beberapa contohnya.
  1. Podcast Akademia Terbalik\cite{irawana}: diunggah ke Anchor tapi dapat didengarkan dengan Spotify atau Google Play.
  2. Kanal Youtube Akademia Terbalik\cite{irawan}: berisi penjelasan naratif dan monolog tentang makalah, kuliah, atau topik lainnya yang sedang banyak dibincangkan, atau dialog dengan kolega/pakar tentang keilmuannya.

Telaah literatur yang komprehensif

Telaah literatur adalah hal penting. Tanpa tahapan ini tidaklah mustahil kalau kita banyak mengulang berbagai hal yang telah pernah dikerjakan orang lain. Nilai orisinalitas karya kita jadi berkurang. Namun demikian telaah literatur masih kurang dipelajari. 
Kami menyarankan beberapa hal tentang hal ini:
  1. Gunakan lebih dari satu basis data, misal: Google Scholar (GS) dan Scopus, atau dengan WoS. Ini penting agar literatur yang kita dapat berimbang, karena masing-masing basis data tersebut memiliki jangkauan jurnal yang berbeda. Setiap basis data memiliki lingkup pengindeksan masing-masing\cite{fuad}.
  2. Jangan lupa untuk memaksimumkan literatur yang berasal dari Indonesia dan ditulis oleh ahli Indonesia. Ini juga akan terkait dengan butir ke-1. Seringkali bila kita misal hanya menggunakan Scopus, maka akan banyak makalah berbahasa Indonesia yang terlewat. Begitu pula sebaliknya, bila kita hanya menggunakan GS, maka akan banyak pula makalah dalam Bahasa Inggris yang terlewat\cite{irawand}.
  3. Gunakan kata kunci yang tepat: biasanya kata kunci akan merefleksikan lokasi, masalah, metode, dan hasil\cite{irawanb}\cite{irawanc}.

Hindari self plagiarisme dengan membuat skema hubungan antar makalah

Disadari bahwa riset adalah suatu proses. Hasilnya adalah beberapa makalah yang ditulis berdasarkan tema yang berbeda dalam rangkaian riset yang sama. Bila anda melaksanakan hal ini, harap hati-hati mengenai self-plagiarisme. Gambarkan tahapan riset dan output makalah yang akan atau telah dihasilkan. Kemudian tarik hubungan sitasi antar makalah. Pada bagian mana suatu makalah disitasi oleh makalah yang lain. Pastikan anda menyitat bagian yang telah anda tuliskan dalam paper sebelumnya. Jangan anda ulang bahkan copas bagian itu ke makalah yang baru. Ini sangat rawan terjadi. Ini bisa dilakukan, dan mayoritas peneliti melakukannya namun memerlukan kehati-hatian. Berikut ini adalah contoh diagramnya.